How The Way To Forget You ?
I am sure, this is a love. I am falling in love with Vicko.
Aku Desy. Saat ini, aku sedang dilanda cinta oleh seorang kakak kelasku di sekolah yang bernama Vicko.
Berawal sewaktu aku lagi marah banget sama sahabatku, Cindy yang tidak menepati janjinya dengan 1001 alasan yang telah dia buat. Karna bosan dengerin alasannya, aku beranjak dari kelas dengan wajah yang jutek abis! Saking marahnya aku kepada Cindy, tiba-tiba…
Braaakkkk…!!! “Pemirsa, saat ini telah terjadi tabrakan antara pesawat terbang dan kapal laut yang sangat dahsyat!” (just kidding and nggak mungkin banget gitu lho!!!)
Tatapan mata yang tajam dan begitu indah yang di tutupi kacamata mines jarak jauh, membuatku terhanyut dalam pandangan matanya.
“Ups… sorry!!! Aku nggak sengaja!” akhirnya aku angkat bicara juga setelah hening cipta tadi, eh… maksudnya setelah suasana yang hening tadi. Sejak saat itu, aku selalu teringat oleh tatapan matanya hingga tiap malam aku selalu memimpikannya.
Sekarang, aku telah mengetahui nomor HP Vicko dari temanku yang memiliki kakak yang berteman baik sama Vicko (nggak bingung khan!). Malamnya aku mencoba mengSMS Vicko untuk berkenalan, toh ternyata dia mau ngebalas SMSku juga. Sejak malam itu dan malam-malam berikutnya kami selalu berSMSan sampai tengah malam.
Kenapa? Kenapa akhir-akhir ini dia tidak perna membalas SMSku lagi. Dia juga selalu menghindar setiap kali melihatku. What happened? Apa aku memiliki salah yang membuatnya marah? Kalo bukan. So, what???
“Mungkin, dia sudah tau kalo kamu menyukainya. Sehingga dia melakukan itu, agar kamu tidak berharap banyak untuk mendapatkan cintanya.” Kata Cindy, sewaktu aku curhat dengannya.
Akhirnya harapanku untuk mendapatkan cintanya, semuanya sirna. But, I can’t forget him!!! Aku selalu berusaha melupakanya mulai menghapus semua SMS, foto-foto, dan sampai nomor Hpnya pun semua ku hapus dari Hpku. Tapi, semua yang ku lakukan itu tidak dapat membantuku untuk melupakannya.
Hingga suatu saat, aku mencoba melupakannya dengan menyukai seseorang yang tidak lain adalah teman kelasku sendiri yaitu Sakti. Mengapa aku memilihnya? Karna kalo aku liat, dia tuh selalu CCP(Curi-Curi Pandang) gitu deeh sama aku (hehehe,GeEr).
N o . . . !!! Aku kira aku sudah mendapatkan seseorang yang bisa membantuku melupakan Vicko. Tapi, sewaktu Sakti curhat padaku bahwa sampai sekarang dia masih menyukai mantannya dan dia pengen balik lagi.
Braakkk!!! Briikkk!!! Bruukkk!!! Ini yang ke-2 kalinya aku merasakan sakit hati karna cintaku yang tak terbalaskan. Tapi, kali ini tidak sesakit yang aku rasakan dibanding sama Vicko dulu sieh,,hehehee...
Entah, cara apa lagi yang harus aku lakukan agar aku dapat melupakan Vicko. Sudah berbagai cara yang telah aku lakukan, mulai menghapus semua memori yang ada di HPku tentang dia, menyukai seseorang walaupun aku tak mencintainya seperti cintaku kepada Vicko, dan aku juga belajar untuk membenci bahkan sering menghindarinya walaupun hati kecilku masih memanggil namanya.
Hari ini adalah hari terakhir Ujian Akhir Nasional (UAN) dilaksanakan. Seperti biasanya, setiap UAN sekolah selesai seluruh anak-anak kelas 3 mengadakan konfoi di jalan dengan menggunakan motor dan berbalap-balapan.
Deg… Deg… Deg… !!! Kenapa perasaanku jadi nggak enak gini yah? Vicko… Vicko…! Kenapa aku teringat sama dia. Apa yang terjadi dengan dirinya? Apakah dia baik-baik saja? Atau…! Nggak… Nggak…!!! Pasti dia baik-baik aja. Cemas ku dalam hati.
Ke esokan paginya. Sewaktu aku baru saja masuk ke gerbang sekolah semua orang-orang terlihat sibuk dengan bergosip. Masih pagi-pagi ngegosipin juga, dasar tukang gosip. Tapi, aku dengar katanya ada yang meninggal? Siapa??? Batinku bertanya-tanya.
Belum sampai aku menghampiri bangkuku untuk menyimpan tasku, baru juga di pintu kelas. Cindy dan Silvy tiba-tiba memelukku begitu erat dengan wajah yang sedih.
“Hi, What’s up guys! Kalian baik-baik saja khan?” Kataku sambil mengusap-usap bahu mereka. “Ada apa?”
“Des…!!! Ada berita duka.” Akhirnya Cindy bicara juga setelah aku bertanya-tanya terus.
“Iya, tadi aku sempat dengar anak-anak di luar ngebicarain berita duka itu. Tapi siapa yang meninggal? Teman kita? Atau…”
“Vicko!!! Vicko kemarin kecelakaan sewaktu melakukan konfoi di jalanan dan dia tidak dapat diselamatkan.” Kata Silvy memotong pembicaraanku sekaligus mengagetkanku.
Deg… Deg… Deg… !!! Pasti aku salah dengar. “Vicko!!! Nggak kalian bercandakan?” sahabatku hanya menggeleng yang artinya tidak.
Tak dapat kubendung deras air mata ini yang membasahi pipiku. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku hanya bisa diam dan terus menangisi kepergian Vicko.
Apakah ini jawaban dari pertanyaanku selama ini? Yah… mungkin inilah cara melupakannya yang selama ini selalu ada dipikiranku. Vicko selamat jalan… semoga kamu tenang di alam sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar